Review Asus Zenfone Max Pro M2
Dibekali baterai tanam berkapasitas 5.000 mAh, Zenfone Max Pro M2 berbobot 175 gram. Hal itu berarti lebih ringan daripada keluaran terdahulu yang sama-sama berbaterai 5.000 mAh. Yakni, Zenfone Max Pro M1 dengan berat 180 gram, Zenfone Max 4 Pro 181 gram, dan Zenfone Max 202 gram. Pemakaian bahan akrilik di bodi belakang, bukan logam atau kaca, menjadi salah satu kunci untuk memangkas berat.
Berdimensi fisik 157,9 x 75,5 x 8,5 milimeter, Zenfone Max Pro M2 nyaman digenggam. Apalagi, sisi belakang bodi sengaja dibuat melengkung, seolah hendak mengikuti bentuk telapak tangan manusia kala memegang benda padat. Agar ponsel lebih aman tanpa kehilangan kecantikannya, sebuah jelly case transparan disertakan di dalam paket penjualan.
Ponsel tersebut hadir dengan layar IPS 6,3 inci beresolusi full HD+ 2.280 x 1.080 piksel. Permukaan layar berponi itu telah mengadopsi Corning Gorilla Glass 6 yang diklaim dua kali lipat lebih tahan dibandingkan Gorilla Glass 5.
“Riset kami menunjukkan pengguna rata-rata menjatuhkan ponselnya tujuh kali dalam setahun. Itu sangat berbahaya. Ponsel ber-Gorilla Glass 6 bisa bertahan sampai 15 kali uji jatuh dengan ketinggian satu meter,” kata Scott Forester, Division Vice President Marketing and Innovation Products Gorilla Glass.
Untuk menyalakan maupun memadamkan layar, pengguna cukup mengetuk permukaan layar. Ketuk layar dua kali untuk mengaktifkan layar. Ketuk dua kali lagi untuk memadamkan layar. Dikombinasikan dengan sensor sidik jari yang berada di sisi belakang ponsel atau pemindai wajah, aktivitas buka-kunci ponsel bakal terasa lebih nyaman sekaligus aman.
Di sisi kiri Zenfone Max Pro M2 pengguna bakal menjumpai selot kartu bukan hybrid. Dua nano SIM dan satu kartu microSD dapat dipasangkan bersamaan. Kedua nomor seluler bisa siaga di jaringan 4G LTE secara simultan. Layanan native VoLTE Smartfren pun leluasa dinikmati pengguna.
Tombol volume dan power tersedia di kanan ponsel. Sedangkan konektor audio universal 3,5 milimeter, konektor micro USB, dan speaker terletak di bagian bawah ponsel. Dengan menggunakan pengisi daya Quick Charge 3.0, baterai Zenfone Max Pro M2 akan terisi penuh dalam waktu sekitar 2 jam 50 menit.
Kamera belakang ponsel Android 8.1 Oreo itu berlensa ganda 12 + 5 megapiksel. Kamera dengan fokus otomatis dan lampu kilat tersebut memanfaatkan sensor Sony IMX486 dan lensa dengan bukaan f/1,8. Kemampuan maksimalnya menghasilkan foto beresolusi 12 megapiksel dan klip video 4K UHD. Kalau saat merekam video pengguna ingin memanfaatkan fitur Electronic Image Stabilization (EIS), resolusi video perlu diubah menjadi maksimal full HD 1080p.
Ingin menghasilkan efek bokeh? Pengguna tinggal memanfaatkan fitur depth effect. Ada pula mode HDR dan profesional. Pada mode profesional, pengguna bebas mengatur pemfokusan, kecepatan rana, ISO, kompensasi pencahayaan, dan white balance secara manual. Kecepatan rana dapat diubah mulai 1/2.000 detik sampai 1/4 detik, sedangkan ISO mulai 100 hingga 1600.
Asus tidak asal-asalan dengan spesifikasi kamera depan Zenfone Max Pro M2. Kamera untuk berswafoto itu dilengkapi lampu kilat, fitur portrait, dan EIS. Ia mampu memproduksi foto beresolusi sampai 13 megapiksel dan klip video full HD 1080p.
Pada Desember tahun lalu, ketika Zenfone Max Pro M2 baru memasuki pasar, kamera ponsel itu tidak memuaskan. Pemfokusan lambat, hasil foto pun kurang mantap. Kamera berulang-ulang gagal melakukan pemfokusan otomatis.
Seiring pembaruan firmware yang beberapa kali dihadirkan Asus, kinerja kamera membaik. Pemfokusan lebih cepat. Hasil foto juga lebih bagus, walaupun belum layak dibilang memuaskan. Kasus gagal fokus hampir tak pernah terjadi lagi.
Prosesor delapan inti (octa core) Snapdragon 660 AIE dengan kecepatan sampai 1,95 GHz, Wi-Fi, bluetooth, GPS, dan radio FM merupakan sebagian spesifikasi lain Zenfone Max Pro M2. Unit yang HSW uji pakai dibekali RAM 4 GB dan ROM 64 GB. Ketika ponsel kali pertama diaktifkan, sisa memori internal tercatat 53,48 GB.
Jika dirangkum, secara umum Zenfone Max Pro M2 memuaskan di berbagai sisi. Jumlah aplikasi bawaan relatif minim. Dengan demikian, di awal pemakaian pengguna tak perlu repot membuang aplikasi-aplikasi yang tidak diperlukannya. Ponsel selalu terasa gegas, termasuk bila dipakai menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan.
Dengan perilaku pemakaian ala HSW, sekali diisi ulang sampai penuh, baterai ponsel itu sanggup bertahan 24-28 jam. Selama rentang waktu tersebut dua nomor selalu siaga. Minimal salah satu di antaranya berada di jaringan 4G LTE. Ponsel sesekali difungsikan sebagai hotspot.
Tak usah menanyakan apakah bodi ponsel cepat panas. Ponsel Asus yang lekas panas itu cerita masa lalu, ketika pabrikan asal Taiwan itu masih membenamkan prosesor Intel di ponsel-ponsel yang diproduksinya. Merujuk kepada pengalaman pribadi, sejak Zenfone 2 Laser hingga saat ini, ponsel Asus tak lagi mudah meriang. Umpama ketika mampir ke toko ponsel ada promotor ponsel non-Asus menyarankan Anda membeli ponsel lain, dengan alasan ponsel Asus mudah panas, abaikan saja.
Menurut HSW, sisi minus Zenfone Max Pro M2 praktis hanya di kinerja kamera. Tak bisa dibilang jelek, tetapi juga tak pantas dibilang memuaskan. Kata kurang bagus lebih cocok disematkan.
Kalau mau dicari-cari, ada pengurang daya tarik lain yang bagi HSW sebenarnya tak perlu dipermasalahkan. Misalnya, susunan tombol navigasi virtual tak bisa diganti. Poni di bagian atas layar juga tidak dapat disembunyikan.
Zenfone Max Pro M2 tersedia dalam tiga varian kapasitas memori. Yaitu, RAM 3 GB dan ROM 32 GB Rp2,799 juta; 4/64 Rp3,199 juta; dan 6/64 Rp3,699 juta. Selain kapasitas memori, spesifikasi antarvarian ponsel persis sama.
Asalkan tidak menomorsatukan kinerja kamera, Asus Zenfone Max Pro M2 layak dibeli. Bila dana tersedia, HSW merekomendasikan pembelian varian 4/64. Varian 6/64 tidak menarik karena pengeluaran dana tambahan Rp500 ribu terasa kurang sepadan demi perbedaan RAM 2 GB saja.
Komentar
Posting Komentar